Kamis, 20 Februari 2020

Mengatasi Anak Tantrum

Hai momies,

Siapa sih yang mau memiliki anak yang suka marah jika diberitahu, suka memukul, semaunya sendiri? Pastilah setiap orang tua menginginkan anak yang penurut, rajin dan pintar. Sebagai seorang ibu yang mengemban tugas sebagai pembentuk akhlak generasi penerus bangsa yang aktif, kreatif, cerdas dan berakhlakul karimah, aku terus belajar melalui setiap perkembangan anak anakku.

Aku sendiri adalah anak tunggal. Dan saat ini alhamdulillah dikaruniai 4 orang anak, sepasang perempuan dan sepasang laki laki. Saat pasangan muda baru memiliki 1-2 orang anak pasti sangat disayang dan dimanja. Tapi jika sudah ada 3-4 orang anak kesannya jadi seperti “masa bodo” dengan perkembangan anak-anaknya, karena merasa sudah sangat berpengalaman dengan anak-anak sebelumnya.

Aku yang tidak pernah merasakan mempunyai saudara kandung dan selalu kesepian, sekarang setiap hari harus mendengar suara anak-anakku teriak-teriak, berantem tapi tak lama kemudian akur kembali, saling curhat, main bersama sampai semua mainan keluar dari tempatnya, membuatku sangat bersyukur melihat mereka tumbuh sehat dan bahagia. Mudah mudahan bisa selalu akur dan kompak. 

Tetapi saat ini tantangan terbesar dan terberatku yaitu mengatasi sikap TANTRUM anakku nomer 3, laki laki. Banyak banyak istighfar yang bisa kulakukan sambil instrospeksi mungkin aku ada yang salah mendidik atau memberi asupan makanan.

Mengulas sedikit mengenai tantrum... apa sih sebenarnya tantrum itu? Kenapa kok batita cenderung sering tantrum dibanding anak yang sudah usia sekolah TK? Mengutip dari artikel The asian parent, Tantrum ini sebenarnya merupakan hasil atau bentuk dari energi tinggi yang dimiliki anak. Namun mereka memang belum mampu mengungkapkan keinginan atau kebutuhannya lewat kata-kata. Hal inilah yang kemudian memunculkan beragam emosi yang diperlihatkan oleh anak. 

Beberapa cara atasi anak yang tantrum yang pernah aku coba dari hasil Googling antara lain: 
  1. Memberi pelukan, karena pelukan dipercaya menenangkan untuk ibu dan anak. 
  2. Mengalihkan perhatiannya, bisa dengan mengajaknya mandi atau aktivitas diluar ruangan. Pemandangan baru membuatnya lepas dari rasa jenuh berada di dalam ruangan.
  3. Perhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Kurangi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat tinggi, karena akan memicu hormon stres dan adrenalin tinggi sehingga batita mudah cemas, gelisah dan rewel. 
    Beri makanan yang mendorong produksi dua hormon berikut:
    • Serotonin. Si “hormon bahagia” yang  membuat perasaan lebih tenang.
    •  Dopamin. Hormon yang meningkatkan kadar kepuasan dan kebahagiaan. 
Ilustrasi anak tantrum 

Lalu, apa saja contoh makanannya? Mengutip dari artikel Orami, berikut daftar makanan yang bisa diberikan ke anak tantrum, antara lain:
  1. Sayuran hijau, kaya vitamin B yang dipercaya meningkatkan mood.
  2. Telur, kandungan tyrosine meningkatkan hormon dopamin dimana meningkatkan motivasi sehingga batita tidak gampang menangis dan frustrasi menghadapi tantangan.
  3. Bubur oatmeal, membantu batita lebih tenang dan fokus sepanjang hari karena mengandung asam glutamat yang memproduksi hormon serotonin dan zat kimia otak bernama gaba.
  4. Salmon/sarden/makarel. Seperti kita ketahui ketiga jenis ikan ini banyak mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk perkembangan otak. Selain itu,asam lemak omega-3 juga dapat melancarkan komunikasi antar sel otak. Hasilnya, batita menjadi lebih kalem, fokus dan tidak gampang tantrum. 
Itulah beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebagai orang tua, terutama aku. Karena baru aku merasakan memiliki anak tantrum dan aktif sekaligusbenar benar menguras emosi dan juga tenaga. Insyaallah sedikit info ini bisa mengurangi atau bahkan menhilangkan tantrum anak anak.

Kroepoek Waroeng jadi solusi anti GTM

Aku adalah tipe ibu yang ketat banget masalah makanan yang dikonsumsi anak anak. Segala macam makanan yang berhubungan dengan perminyakan, s...